BMKG Pekanbaru Prakirakan Kondisi Cerah Berawan Namun Potensi Hujan Ringan
- calendar_month Kam, 26 Jun 2025
- visibility 85
- comment 0 komentar
PKUPOST.COM, Kabarkini – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, memperkirakan cuaca wilayah Riau berada pasa kondisi cerah berawan di sepanjang Kamis, (26/06/2025). Namun ada potensi terjadinya hujan dengan intensitas yang ringan terjadi di beberapa wilayah pada sore hingga dini hari
Bella R. Adelia selaku Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru menyampaikan, potensi hujan ringan dapat terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Rokan Hulu dan Kampar pada sore hingga malam hari, serta dini hari esok.
“Secara umum cuaca di Riau cukup bersahabat dengan dominasi cerah berawan. Namun, masyarakat di wilayah Rokan Hulu dan Kampar tetap perlu waspada terhadap potensi hujan ringan yang bisa turun di sore hingga dini hari,” jelas Bella.
Melihat kondisi cuaca saat ini, BMKG menilai tidak adanya peringatan dini terkait cuaca esktrem. Hal ini dikarenakan suhu udara di wilayah Riau tercatat pada 23.0 hingga 35.0 derajat Celcius. Tingkat kelembapan udara berada antara 50 hingga 98 persen serta angin bertiup dari arah tenggara hingga barat dengan kecepatan 10 hingga 30 km/jam.
“Sementara untuk prakiraan tinggi gelombang laut di perairan Provinsi Riau berada pada kategori rendah, yakni berkisar antara 0.5 hingga 1.25 meter,” jelasnya.
Lanjutnya, pantauan satelit pada pukul 23.00 WIB, mendetekai adanya titik panas di wilayah Sumatera yang tercatat total sebanyak 65 titik. Wilayah Provinai Riau terdapat 7 titik panas di enam kabupaten/kota, yakni: Dumai, Pelalawan, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Indragiri Hulu, dengan masing-masing 1 titik panas dan Indragiri Hilir sebanyak 2 titik panas
Jumlah titik panas tertinggi berada di wilayah Provinsi Aceh dengan 27 titik, Sumatera Utara dengan 15 titik serta Sumatera Barat terdapat 7 titik.
Mengingat adanya titik panas dibeberapa wilayah Riau, BMKG memberi himbauan kepada masyarakat yang berada di wilayah terdeteksi hotspot, untuk dapat waspada akan adanya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), ditambah kondisi musim kemarau yang saat ini terjadi.
- Penulis: Allbert F Syaid
Saat ini belum ada komentar