Wajib Tahu
Beranda / Titikumpul / Wajib Tahu / Mengulik Sejarah Mudik di Indonesia, Sudah Ada Sejak Era Majapahit

Mengulik Sejarah Mudik di Indonesia, Sudah Ada Sejak Era Majapahit

Table of Contents+

    PKUPOST.COM, Budaya – Mudik menjadi rutinitas yang wajib dilakukan oleh masyarakat Indonesia terkhusus umat muslim yang merayakan Hari Raya Idul Fitri setelah menjalankan ibadah puasa dibulan Ramadhan.

    Bahkan jumlah pemudik tahun ini mencapai 146,48 juta jiwa, angka ini turun dari yang sebelumnya tahun 2024 mencapai 193.6 juta jiwa.

    Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik memiliki arti pulang ke kampung halaman. Dalam bahasa jawa, mudik berasal dari 2 kata yakni mulih dan diluk yang berarti pulang kekampung halaman sebentar setelah merantau.

    Mengenal awal mulanya, mengulik tradisi mudik telah ada di Nusantara sejak masa kerajaan Majapahit bahkan mengakar ke beberapa masa setelahnya seperti masa kekuasaan Mataram Islam hingga tahun 1960an.

    Pada masa kerajaan Majapahit, para pegawai kerajaan yang tersebar di penjuru kerajaan hingga Sri Lanka dan semenanjung Malaya pulang ke pusat kerajaan untuk kunjungi raja dan kampunh halaman.

    Badan Gizi Nasional Tinjau Sosialisasi Calon Peserta Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Yayasan An-Nur Tualang

    Ketika masa kekuasaan Mataram Islam, para pegawai kerajaan yang tersebar di beberapa daerah, pulang ke pusat kerajaan saat Idul Fitri untuk menghadap raja. Cikal bakal mudik pada Idul Fitri bisa kita lihat pada era ini.

    Fenomena mudik lainnya berkembang pada era awal kemerdekaan. Pada masa ini banyak warga yang merantau ke jakarta untuk mencari penghidupan dengan menaruh harapan mencapai kesuksesan. Tahun 1950 tercatat jumlah penduduk Jakarta melonjak naik mencapai 1.4 juta jiwa, dimana sebelumnya pada tahun 1918 jumlah penduduk Jakarta hanya sebanyak 800 ribu jiwa. Para perantau di Jakarta ini akan mudik ketika Idul Fitri.

    Pemerintah kemudian menaruh perhatian ketika memasuki masa mudik tiba, dimana pemerintah kembali mengaktifkan jalur kereta api yang dibangun pada era kolonial.

    Masuk tahun 1980an seiring perkembangan industri penerbangan dan kapal laut, opsi sarana transportasi saat mudik pun makin banyak. Masyarakat dapat memilih sarana transportasi berdasarkan waktu dan jarak tempuh kota tujuan untuk efisiensi.

    Hingga tahun 1990 sampai 2000 an perkembangan transportasi pribadi seperti mobil pribadi dan kendaraan bermotor dapat diakses oleh masyarakat secara luasa, banyak masyarakat yang juga mudik menggunakan kendaraan pribadi tersebut. Sehingga arus mudik terlihat dipadati oleh banyaknya jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan kekampung halaman.

    Peluang Koperasi Merah Putih Mengelola Usaha Sumber Daya Alam Kabupaten Karimun

    Pada masa saat ini, fenomena mudik sangat berkembang dari banyaknya alternatif pilihan sarana mudik, bahkan pemerintah memberi fasilitasi transportasi mudik gratis bagi masyarakat yang hendak mudik kekampung halaman.

    Komentar

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Bagikan